Friday, July 11, 2014

Kilau Cermin Seribu dari Istana Bogor

Tanggal 12 Mei 2014, saya melakukan kunjungan ke Istana Bogor dengan rombongan mata kuliah Dasar-Dasar Fotografi dari kampus saya. Banyak pelajaran yang saya dapatkan disana. Beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Yaitu, sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana berada di pusat kota Bogor, di atas tanah berkultur datar, seluas sekitar 28, 86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut. 

Istana Bogor memang menimbulkan daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya, termasuk saya. Salah satu hal yang menarik dari istana Bogor adalah kehadiran ratusan rusa totol yang menghuni halamannya. Tapi bukan itu saja yang membuatnya istimewa. Kalau kita melongok bagian dalam istana, istana ini lebih mirip galeri seni dengan ratusan koleksi langka yang sebagian besar dikumpulkan Presiden Soekarno 

Menurut informasi yang saya terima dari pemandu wisata, di dalam Istana Bogor terdapat tiga jenis koleksi; benda seni, perlengkapan rumah tangga, dan meubel serta koleksi tanaman. Koleksi benda seni ini meliputi 450 lukisan, di antaranya hasil karya pelukis ternama Indonesia, Basuki Abdullah, pelukis Rusia Tadeusz Makowski dan Ernetst Dezentje. Juga terdapat 360 patung, di antaranya Hand of God, karya seni dari Swedia yang dikenal sebagai Tangan Tuhan, patung perunggu Hercules karya pemahat asal Polandia, serta patung Pegassus dari Swedia terlihat terbang di antara pohon berumur ratusan tahun di halaman Istana Bogor.

Ketika saya melangkahkan kaki ke dalam Istana Kepresidenan Bogor, kami disuguhkan dengan berbagai macam ornamen istana yang unik dan khas. Mulai dari pilar-pilar bergaya Olympia yang berdiri tegak menyanggah bangunan istana, sampai aneka benda koleksi lainnya yang sudah ada sejak masa kependudukan Belanda dan masa Presiden Soekarno. 

Kaki saya terhenti sejenak, terkagum saat memasuki ruangan yang terdapat dua buah cermin yang saling berhadapan, berbingkai kayu ukiran, dan bersepuh warna emas. Kedua cermin atau kaca tersebut dikenal orang-orang dengan sebutan Cermin Seribu. Mengapa disebut cermin seribu? Karena, apabila seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin itu, maka pantulan yang terlihat seolah-olah ada ribuan orang yang sedang berdiri menghadap cermin

Pemandu wisata kami membuktikannya dengan meminta setiap peserta melihat wajahnya masing-masing ke arah kaca. Dan memang ternyata sangat mengagumkan, setiap orang dapat melihat wajah dirinya lebih dari satu. Lalu pemandu wisata kami juga menggerak-gerakan pengeras suara yang berada di tangannya. Semakin lama digoyang ke kiri dan kanan, maka semakin banyak pantulan gambar pengeras suara itu terlihat di cermin. Menurutnya, jika seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin, maka sama halnya orang tersebut berdiri di titik koordinat atau titik nol Kota Bogor.

Salah satu fakta yang mencengangkan saya adalah, ketika pemandu wisata kami mengatakan bahwa, jika menarik garis lurus dari tempat dimana saya berpijak ini (diantara kedua cermin), maka akan mengarah pada tugu Monumen Nasional (Monas) yang letaknya tidak jauh dari Istana Kepresidenan Jakarta. Percaya atau tidak, ini terlepas dari teori fisika. 

Menurut informasi, di Istana Bogor terdapat 5 buah cermin yang sama. Namun, cermin berukuran sekitar 1,5 meter x 2,5 meter ini hanya dua yang disebut sebagai Cermin Seribu, karena ketiga cermin lainnya diletakkan di tempat terpisah. Uniknya lagi, penempatan posisi cermin yang saling berhadapan dan berjarak cukup dekat ini hanya terdapat di Istana Bogor. 

Sejarah mengatakan, Cermin Seribu yang juga merupakan peninggalan Belanda ini sudah tergantung di Istana Bogor sejak tahun 1850. Adapun keunikan lainnya adalah diantara semua benda yang berhasil diambil paksa oleh pihak Jepang kala itu, Cermin Seribu-lah satu-satunya benda koleksi Istana Bogor yang luput dari penjarahan, berikut dengan tiga cermin lainnya. Sehingga, kelima cermin tersebut masih setia menghiasi dinding-dinding istana. 

Cermin Seribu memang memiliki kilau tersendiri dikala saya memasuki bagian dalam istana. Penempatannya begitu khusus dengan memiliki ruang tersendiri dan kilauan lampu di dalamnya. Hal ini membuat pasti membuat pengunjung memiliki kesan lain saat melewatinya. Berbeda dengan ornamen-ornamen istana lainnya, cermin yang merupakan peninggalan bersejarah ini memang memiliki daya tarik tersendiri karena ke unikannya. Hal ini lah yang membuat cermin seribu menjadi salah satu keidentikan identitas Istana Bogor.

No comments:

Post a Comment